Jumat, 25 Juli 2008

Penggunaan Potasium Sianida Merusak Terumbu Karang

BANYUWANGI -- Hasil penelitian lembaga swadaya masyarakat Pelangi menunjukkan pemakaian potasium sianida oleh nelayan ikan hias menjadi penyebab kerusakan terumbu karang di perairan Bansring, Muncar, Banyuwangi.


Koordinator Pelangi, Dwi Ariyoga Gautama, mengatakan, sekali melaut, nelayan menggunakan 4 kilogram potasium sianida. Bahkan jumlahnya bertambah banyak, mencapai 10 kilogram, jika jarak yang ditempuh semakin jauh.


Dari 51 nelayan ikan hias di Desa Bansring, Kecamatan Wongsorejo, hanya empat nelayan yang tidak menggunakan potasium sianida. Hal ini membuat kondisi terumbu karang di perairan tersebut semakin buruk. "Nelayan belum sadar, bahan kimia itu merusak terumbu karang," katanya kepada Tempo kemarin.

Menurut dia, penggunaan potasium membunuh seluruh organisme laut pembentuk terumbu karang. Kerusakan terumbu karang memperparah ancaman pemanasan global.


Yoga mengatakan, dari pelatihan yang digelar Pelangi, baru 13 nelayan yang bersedia meninggalkan potasium. Mereka beralih menggunakan jaring sebagai alat tangkap ikan hias yang aman.

Hasil penelitian Pelangi tak berbeda dengan data Dinas Perikanan Banyuwangi. Kepala Seksi Eksplorasi dan Konservasi Soebandijono mengatakan 80 persen terumbu karang di perairan daerah itu mengalami kerusakan. Kawasan terparah berada di sepanjang perairan Pulau Tabuhan hingga Pulau Senggrong, termasuk pula perairan Bansring, sepanjang 80 kilometer garis pantai. "Kerusakan sudah berlangsung bertahun-tahun," katanya kepada Tempo.


Soebandijono juga mengatakan kebiasaan buruk para nelayan menggunakan potasium sianida sebagai bahan bom ikan menjadi penyebab utama kerusakan terumbu karang. IKA NINGTYAS (Koran Tempo) Rabu, 16 Juli 2008
(Pengirim : Mukhtar, A.Pi Satker PSDKP Kendari http://mukhtar-api.blogspot.com )

Tidak ada komentar: