Sabtu, 28 Juni 2008

Hutan Mangrove di Indragiri Hilir Rusak Parah

50 Persen Hutan Mangrove di Indragiri Hilir Rusak Parah


Keberadaan hutan Mangrove sangat penting bagi kelestarian kawasan pesisir. Sayangnya di Inhil 50 persen hutan Mangrove atau Bakau-nya sudah rusak parah.

Riauterkini- TEMBILAHAN- Areal mangrove sepanjang 553,74 kilometer di pesisir Kabupaten Indragiri Hilir, Riau, rusak parah akibat eksploitasi oleh industri.

Kerusakan sekitar 50% dari total hutan mangrove di Indragiri Hilir itu mengakibatkan aneka hayati di daerah aliran Sungai Indragiri musnah dan ribuan nelayan serta petani tambak terancam kehilangan pekerjaan.

"Eksploitasi bakau secara berlebihan oleh sejumlah perusahaan , mengakibatkan kerusakan lingkungan di pesisir Indragiri amat sulit diatasi. Akibatnya beraneka ragam hayati musnah dan sebagian lagi terancam punah," Kata Kepala Dinas Pertambangan dan Lingkungan Hidup Kabupaten Indragiri Hilir Alimuddin kepada wartawan di Tembilahan beberapa hari lalu.


Ia menjelaskan, eksploitasi berlebihan oleh perusahaan pemegang hak pengusahaan hutan (HPH), di antaranya PT Pulau Sambu Group, PT Taj Rush Thaity, dan PT RASS, pada dekade 1990, kini meninggalkan ratusan ribu hektare lahan kritis.


Lahan kosong tanpa benteng mangrove itu kini ditinggalkan telantar begitu saja. Sebagian kondisinya, bahkan sudah terendam air laut. "Kami tidak bisa berbuat banyak. Karena tidak ada dana khusus untuk pemulihan lahan-lahan tersebut," ujarnya.

Sementara itu, Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Indragiri Hilir mencatat setidaknya sebanyak 2.500 nelayan dan 150 petambak di sepanjang pesisir daerah itu terancam kehilangan pekerjaan. Pasalnya, inklusi air laut yang kerap menerpa tambak mereka tidak kunjung teratasi.


"Persoalan ini membutuhkan penanganan serius. Kita sudah mengusulkan kepada pemerintah provinsi dan pusat agar segera membangun tanggul permanen yang di pagari bakau. Tanggul itu akan menjadi benteng bagi para petani tambak kita," Kata Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Indragiri Hilir Wirman.

Senada dengan Wirwan, peraih Kalpataru perintis di Desa Sungai Asam, Kecamatan Reteh, Indragiri Hilir, Abbas Haji Usman mengatakan kerusakan di pesisir hilir Sungai Indragiri hanya dapat teratasi dengan perbaikan ekosistem areal mangrove.


Seperti yang dilakukan pada lahan seluas 80 hektare, mangrove yang ditanami dengan baik dapat menyelamatkan ekosistem sekaligus menjadi benteng bagi inklusi air laut. "Dulu Indragiri Hilir dikenal dengan hasil udang, kepiting, dan ikan belanak. Saya harapkan jika komitmen perbaikan mangrove dilaksanakan, kondisi seperti dulu dapat kembali lagi," kata Abbas.***(mad). Kelompok Advokasi Riau – KAR.

Pengirim : Mukhtar, A.Pi

Kepala Satker PSDKP Kendari

http://mukhtar-api.blogspot.com

Tidak ada komentar: